Jika kita melihat penilaian kinerja tahunan semacam ritual maka kita akan merasa bahwa evaluasi kinerja adalah suatu aktivitas yang tidak menyenangkan. Padahal evaluasi kinerja ini diperlukan sebagai acuan produktivitas karyawan yang akan berdampak pada produktifitas perusahaan, berdampak pada kesiapan perusahaan menghadapi persiangan bisnis dan berdampak pada kesejahteraan semua karyawan perusahaan.

Secara praktis agar proses evaluasi kinerja ini tidak menjadi beban bagi atasan, maka atasan harus memberikan feedback mengenai kinerja bawahannya secara terus-menerus sehingga ada komunikasi yang terjadi antara atasan dan stafnya. Jika feedback ini bisa berlangsung terus-menerus maka karyawan sudah dapat menebak mengenai kinerjanya saat dilakukan performance appraisal atau evaluasi kinerja. Karena ada komunikasi yang baik antara atasan dan karyawan ini juga, maka atasan juga enak memberikan evaluasi karena isi evaluasi ini sesuai dengan feedback-feedback yang telah diberikan sebelumnya.

Performance management bukan merupakan proses yang langsung jadi. Performance management yang baik merupakan proses yang berlangsung terus-menerus dan makin lama makin sempurna. Dua tahap dalam proses performance management berisi pengidentifikasian mengenai hal-hal yang berusaha dicapai perusahaan dan kemudian menentukan dimensi dari performance management yang sangat menentukan dalam pencapaian gol perusahaan tersebut.

Proses dalam Performance Management yang efektif adalah

  1. Menentukan target kinerja bagi divisi dan departemen
    Salah satu contoh target adalah target pendapatan, tarket keuntungan dan target pangsa pasar.
      
  2. Menentukan target bagi staf
    Di sini akan dijabarkan bagaimana mencapai targert tersebut. Pada tahap ini akan dibuat target yang dapat diukur, strategi dan kebiasaan yang dapat dilakukan. Informasi ini kemudian dimasukkan dalam Job Description pada setiap karyawan.
      
  3. Dukungan perusahaan dan diskusi yang baik
    Perusahaan dapat menyediakan pelatihan-pelatihan dan peralatan-peralatan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan agar karyawan dapat bekerja dan mencapai target yang ditetapkan perushaan.
      
  4. Melakukan evaluasi performance
    Pada evaluasi kinerja ini, atasan memberikan evaluasi mengenai kinerja dari karyawan yang telah dihasilkan dibandingkan dengan target yang telah disepakati sebelumnya. Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya akan lebih baik jika ada komunikasi antara atasan dan stafnya secara terus-menerus. Pada sistem yang baik atasan dapat memasukkan catatan menegenai penilaian secara online dan kemudian staf yang bersangkutan menanggapinya.
     
  5. Konsekuensi
    Pada konsekuensi ini berkaitan dengan hal-hal yang akan didapatkan staf jika mencapai performance seperti yang diharapkan. Mungkin staf mendapat kenaikan gaji, mendapat bonus, mendapatkan training maupun mendapatkan promosi.
  6. Mengidentikasi peningkatan kinerja
    Pada identifikasi peningkatan kinerja ini akan didiskusikan training apa yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Dapat juga didiskusikan mengenai kebiasaan-kebiasaan yang harus diubah atau ditingkatkan dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan kinerja.

Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.

Proses performance management
× Ada yang dapat saya bantu ? Available on SundayMondayTuesdayWednesdayThursdayFridaySaturday