Kita mengetahui bahwa tidak ada sistem yang 100% sempurna, dengan demikian maka saat kita mengimplementasian SIA (Sistem Informasi Akuntansi) atau sistem ERP (Enterprise Resources Planning) ada kemungkinan ada update penambahan fitur atau perbaikan suatu kesalahan logika atau perubahan bug. Jika perubahan berjalan lancar tentu kita senang-senang saja, tetapi bagaimana jika perubahan ini menimbulkan error pada bagian lain ? Atau bagaimana jika kita ingin aplikasi kita stabil tetapi kesalahan logika atau bug tetap terjadi ? Di sinilah perlunya manajemen perubahan (change management) dalam melakukan update sistem informasi.
Di sini perusahaan perlu melakukan manajemen dalam pembaharuan sistem informasi perusahaan. Dengan melakukan manajemen pembaharuan sistem informasi maka perusahaan dapat melakukan pembaruan sistem dengan baik dan mencegah terjadinya kerusakan karena kelalaian dalam melakukan pembaruan sistem informasi perusahaan ini.
Pada pelaksanaan manajemen pembaruan sistem informasi perusahaan ini kita memperlukan hal-hal dibawah ini:
- Dokumentasi detail mengenai perubahan yang meliputi permintaan perubahan, identifikasi apa saja yang perlu dan akan diubah, dan tentu saja hasil dari perubahan
- Dokumentasi semua persetujuan dari top manajemen mengenai perubahan yang akan dilakukan. Pastikan senior manajemen memahami perubahan yang akan dilakukan.
- Melakukan testing di server development, jangan melakukan testing di server production.
- Membuat dokumentasi detail mengenai proses perubahan yang nanti akan dijalankan di server production.
- Pada aplikasi harus ada program khusus untuk mencatat semua proses perubahan ini. Di sini ada approval dan tentu saja log mengenai manajemen pembaruan sistem ini.
- Pastikan ada langkah cadangan untuk kembali ke posisi semula jika ternyata proses pembaruan ini menimbulkan kekacauan sistem informasi
- Pantau proses pembaruan ini dan juga privileges dari user-user yang mungkin ada perubahan karena proses migrasi ini
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.
