Secara sederhana kita memahami digital signature sebagai tanda tangan digital. Kalau di dalam dunia nyata maka tanda tangan ini menunjukkan kekhasan seseorang sehingga orang tersebut tidak dapat menyangkali suatu dokumen atau tidak dapat menyangkali suatu perjanjian yang ditandatangani. Begitu juga ada tanda tangan digital sebagai bukti bahwa suatu dokumen ditandatangani secara digital oleh seseorang.
Dua teknologi utama pembentuk digital signature adalah enkripsi asimetris dan hashing. Urutan pengiriman dokumen dengan disertai digital signature adalah
- A membuat dokumen misalnya dokumen PO (Purchase Order)
- A membuat hashing untuk dokumen PO dengan suatu algoritma tertentu dan menghasilkan suatu hasing dengan jumlah karakter tertentu
- A melakukan encryption untuk hashing tersebut dengan kunci PrivateKeyA
- A mengirimkan dokumen tanpa dienkrip, hashing yang dienkripsi dengan PrivateKeyA, dan juga menginformasikan algoritma hashing yang digunakan
Sedangkan proses penerimaan dokumen PO oleh B dengan digital signature dari A adalah seperti berikut
- B menerima dokumen PO dan hashing yang sudah dienkripsi dengan PrivateKeyA
- B menghitung sendiri hash dari dokumen tPO ersebut
- B melakukan decryp hashing yang diterima menggunakan PublicKeyA yang sudah disebar ke publik
- Jika hasil decrypt dari hashing tersebut sama dengan hasil hitung sendiri hashing maka berarti dokumen PO tersebut benar asli dari A tanpa ada perubahan
Kemudian akan muncul pertanyaan bagaimana kita yakin bahwa publik key tersebut memang benar dari pihak yang bersangkutan, misalnya bagaimana memastikan bahwa publik key tersebut benar-benar milik pelanggan kita dan bukan dari pihak yang mengaku-ngaku? Hal ini diatasi dengan lembaga sertifikasi digital yang memberikan sertifikasi sebagai dari Public Key Infrastructur.
Informasi lebih lanjut silahkan mengunjungi
1. https://en.wikipedia.org/wiki/Digital_signature .
2. https://en.wikipedia.org/wiki/Public_key_infrastructure .
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.
