DRP merupakan kependekan dari Disaster Recovery Plan. Dari namanya kita dapat memahami bahwa DRP atau Disaster Recovery Plan ini merupakan strategi menghadapi bencana. Jadi kalau backup yang telah kita pelajari akan melakukan pemulihan program atau database maka dalam DRP ini kita akan memulihkan seluruh infrastruktur jika terjadi bencana seperti gempa, kebakaran, badai dan lain sebagainya.
Strategi dalam Disaster Recovery Plan ini ada tiga macam yaitu
- Strategi Cold Site
Pada strategi cold site ini perusahaan mempersiapkan ruangan kosong yang sudah ada jaringan dan kabel-kabel terpasang, tetapi belum ada perlengkapan untuk komputasi. Jika terjadi bencana maka perusahaan akan meminta vendor menyediakan perlengkapan komputasi untuk suatu periode tertentu
- Strategi Hot Site
Pada strategi hot site ini perusahaan akan mempersiapkan suatu ruangan lengkap dengan kabel, jaringan dan peralatan komputasi yang lain.
- Strategi Real-time Mirroring
Pada strategi Real-time Mirroring ini perusahaan menyediakan ruangan dengan jaringan lengkap, komputasi yang lengkap dan juga database mirror yang sama persis dengan yang aslinya
Dari segi biaya tentu Cold Site paling murah sedangkan Real-Time Mirroring paling mahal. Tetapi tentu saja Real-time Mirroring menjanjikan bahwa operasional bisnis tidak akan terganggu. Penerbangan dan perbankan lebih cocok menggunakan strategi Real-time Mirroring karena sangat berharganya setiap detik transaksi.
Pemilihan strategi ini juga sangat dipengaruhi oleh kesediaan manajemen dalam memilih rentang periode RPO (Recovery Point Objective) dan RTO (Recovery Time Objective). Oengertian mengenai RPO dan RTP dapat dibaca di https://www.proweb.co.id/erp/article/sia/mempersiapkan-darurat-offline/ .
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.